Oleh: Si Pincang
Category MA-UL HAYAT
13 Dzulhijjah 1433H
29 October 2012
15:10
29 October 2012
15:10
“ MA-UL HAYAT “, yaitu banyu urip anguripi, banyu suci a-nyuceake , banyu barokah am-berkahi. Dalam Bahasa Indonesia disebut air hidup-menghidupkan, air suci-mensucikan, air barokah-memberkahi.
Dan tulisan-tulisan yang akan kami sampaikan ini banyak mengungkap makna-makna bathin sehubungan dengan :
- Apakah MA-UL HAYAT itu ?
- Apakah Hikmahnya MA-UL HAYAT itu ?
- Apakah kita itu diperintah mencari MA-UL HAYAT ?
- Dimanakah Letaknya MA-UL HAYAT itu ?
- Bagaimana caranya mencari MA-UL HAYAT itu ?
- Dengan apakah mencari MA-UL HAYAT itu ?
- Dan akan kami tambah tulisan dari COPAS sana-sini, untuk menambah wawasan tentang MA-UL HAYAT.
Dan di sini nanti akan menceritakan makna-makna yang tersirat, makna-makna yang tersuruk sehubungan dengan tersebut diatas, dan tidak akan menceritakan makna dhohir, sebab :
- Ada makna tersurat ( tertulis )
- Ada makna tersirat ( bececer )
- Ada makna tersuruk ( banyak yang luput dari pengamatan )
Kalimat dalam Alqur’an itu terdiri dari huruf-huruf.
- Ada satu kalimat yang terdiri dari satu huruf.
- Ada satu kalimat yang terdiri dari dua huruf.
- Ada satu kalimat yang terdiri dari tiga huruf.
- Ada satu kalimat yang terdiri dari empat huruf.
- Ada satu kalimat yang terdiri dari lima huruf.
- Ada satu kalimat yang terdiri dari enam huruf.
- Ada satu kalimat yang terdiri dari tujuh huruf.
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAMA:
UNZILAL QUR-AANU ‘ALAA SAB’ATI AHRUFIN, LIKULLI HARFIN MINHAA DHOOHIRON WA BAATHINAN.(An Ibnu Mas’ud Rowahut Thobrooni – Hasan)
Artinya: Bersabda Rosululloh SAW :”
Diturunkan kitab Al Qur-an atas tujuh huruf, bagi tiap-tiap huruf dari
tujuh huruf itu ada dhohirnya dan ada bathinnya “.
Kalau kalimat Al qur-an itu tersusun dari huruf yang tiap hurufnya
mengandung makna dhohir dan bathin, otomatis tiap-tiap kalimat itu
juga mengandung makna dhohir dan makna bathin.Akan tetapi kebanyakan di dalam kitab (apakah itu tafsir atau bukan) yang sudah bececer itu, pengamatannya hanya dari satu segi saja, yaitu dari segi dhohirnya, sehingga dari segi bathinnya banyak yang luput.
Oleh karena dari segi bathinnya banyak yang luput dari pengamatan, maka dikira agama Islam itu tidak bisa sesuai dengan perkembangan zaman, padahal sebenarnya bukan Agama Islam yang tidak sesuai, akan tetapi kebanyakan ummat Islam sendiri yang memahaminya terlalu dangkal.
Mungkin tulisan ini bagi sebagian pembaca dirasa berat (kalau begitu diniati saja dengan Ikhlash, yaitu diniati karena melaksanakan perintah Alloh SWT dan melaksanakan perintah Rosululloh S.A.W), sebab dalam sebuah hadits diterangkan:
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU’ALAIHI WASALLAMA :
KUN ‘AALIMAN AU MUTA’AALIMAN AU MUSTAMI’AN AU MUHIBBAN WALAA TAKUN KHOOMISAN.
Artinya:”Bersabda Rosululloh SAW :
Jadilah kamu orang yang mengajar, kalau tidak bisa jadilah orang yang
minta diajar, kalau tidak bisa, jadilah orang yang mendengarkan saja,
kalau tidak bisa, jadilah orang yang suka saja ( Suka dengan adanya
MAULHAYAT.COM saja meski tidak ikut membaca-baca isinya ).Dan janganlah
kamu jadi orang yang nomer lima.”
Oleh karena itu, meski tidak faham, tidak apa-apa asal niat yang
ikhlas, maka akan mendapat ganjaran (pahala). Tapi sebagian yang lain
mungkin tidak terlalu berat.Bagi saudara para pembaca, baik yang seguru atau yang bukan, jika ada tulisan kami yang nantinya terlalu fulgar, mohon diingatkan. Agar tidak menjadi fitnah.
Selamat mengikuti!!