TALI RASA
Manusia memiliki alat yang kasar dan yang halus. Yang halus tidak dapat dilihat oleh panca indra mata tetapi sangat lengket diantara keduanya, sehingga dapat menyebabkan panca indra bisa bekerja masing-masing dan inilah yang disebut dg Tali Rasa ( Syaraf Bathin )
Tali rasa bisa bekerja jika disalurkan kepada indra jasmani. Kerjanya tali rasa ini selalu memberi peringatan kepada roh jasmani, sehingga diterima oleh kita didalam buah pikiran tetapi sangat lemah dan seakan-akan itu tak berguna, lalu tidak diperhatikannya dan ini karena disebabkan banyak dipengaruh oleh akal pikirannya.
Saya contohkan ketika seorang sudah selesai sholat dan dzikir, tiba-tiba sekilas ada buah pikiran didalam qolbunya disuruh untuk kautsar-an. Dan bagi seorang yang awas hatinya ia akan segera melaksanakannya, karena ia tahu siapa yang telah memperintahkannya lewat pesan diqolbunya tiada lain adalah Guru Agung (mursyid) yg memberi sinyal-sinyal pesan pd Muridnya.
Tali rasa inilah yang bisa mengingat segala kejadian yg dikerjakan oleh pikiran dan panca indra lainnya. Tali Rasa ini bisa berdiri sendiri tanpa hambatan dan juga rintangan walaupun tanpa dialiri di syaraf atau darah keotak. Ia bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani. Tali rasa ini kerjanya menyimpan (Rekaman) dan mengetahui semua keadaan baik diluar maupun didalam.
Ketika orang terserang kantuk adalah tanda tali Rasa mulai terputus. Dengan tanda putusnya Tali Rasa ini ia akan tertidur lelap, Orang yang tidur ada yang bermimpi dan ada juga yang tidak. Orang yang bermimpi disebabkan buah efek dari waktu mata jasmani ini terbuka dan secara otomatis merekam semua apa-apa yang dilihat karena banyaknya angan-angan atau khayalan yang tersimpan dan belum direstart dengan Mujahadah, maka terjadilah seorang yang bermimpi buruk, sedih, senang bukan bermimpi yang mengandung hikmah.
Contohnya Tustel film ketika diarahkan suatu benda atau objek dan disimpan difilm secara otomatis ia akan berpindah kedalam film, itulah angan-angan atau khyalan yang tertinggal di dalam Tali rasa karena tidak direstart dengan Mujahadah.
RASA
Rasa adalah anugerah Yang Maha Agung dari Guru Agung, beliaulah pemilik Rasa itu (Mursyid), Rasa yang mendorong manusia kedalam keadaan yang sesungguhnya dari tiada ke ada, dari sifat ADAM (tiada) kesifat Nur Muhammad (Mursyid), beliaulah (Mursyid) yang membolak balikan rasa ruhaniyah muridnya menuju nur muhammad yang hakiki.
ROHMAN ROHIMULLAH yg terpancar dalam pantulan guru kita tercinta, bersihkan wadah itu, untuk menerima limpahan yg Agung Istiqomah rasa dalam Mujahadah adalah kewajiban yg mengaku muridnya.
Karena didalam Istiqomah Rasa itulah mengandung kecintaan, yg disertai rasa kasih sayang yg mendalam dalam kehidupan yang fana ini, leburkanlah bersama para utusannya (Mursyid) menuju yang SATU yaitu keabadian yang hakiki.
Rasa ini membangkitkan kesadaran untuk lebur bersamanya kedalam lautan yg sangat luas tanpa tepi ,yang membersihkan segala kotoran yang menempel, Penyatuan jiwa dgn utusannya (mursyid) menuju keindahan yang maha indah.
Seorang Mursyid ingin semua muridnya begitu. Menuju Baldatun Thoyibatun wa Robbun Ghofur. Sehingga menjadi pelita yg besar dan menerangi dunia lahir dan dunia ruhani dari Masyrik sampai Maghrib ila yaumil qiyamah.
Semoga Allah menjaga diri kita seperti Allah menjaga para Guru-Guru kita, degan Kuasa/ Karsa-Nya… aamiin
Manusia memiliki alat yang kasar dan yang halus. Yang halus tidak dapat dilihat oleh panca indra mata tetapi sangat lengket diantara keduanya, sehingga dapat menyebabkan panca indra bisa bekerja masing-masing dan inilah yang disebut dg Tali Rasa ( Syaraf Bathin )
Tali rasa bisa bekerja jika disalurkan kepada indra jasmani. Kerjanya tali rasa ini selalu memberi peringatan kepada roh jasmani, sehingga diterima oleh kita didalam buah pikiran tetapi sangat lemah dan seakan-akan itu tak berguna, lalu tidak diperhatikannya dan ini karena disebabkan banyak dipengaruh oleh akal pikirannya.
Saya contohkan ketika seorang sudah selesai sholat dan dzikir, tiba-tiba sekilas ada buah pikiran didalam qolbunya disuruh untuk kautsar-an. Dan bagi seorang yang awas hatinya ia akan segera melaksanakannya, karena ia tahu siapa yang telah memperintahkannya lewat pesan diqolbunya tiada lain adalah Guru Agung (mursyid) yg memberi sinyal-sinyal pesan pd Muridnya.
Tali rasa inilah yang bisa mengingat segala kejadian yg dikerjakan oleh pikiran dan panca indra lainnya. Tali Rasa ini bisa berdiri sendiri tanpa hambatan dan juga rintangan walaupun tanpa dialiri di syaraf atau darah keotak. Ia bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani. Tali rasa ini kerjanya menyimpan (Rekaman) dan mengetahui semua keadaan baik diluar maupun didalam.
Ketika orang terserang kantuk adalah tanda tali Rasa mulai terputus. Dengan tanda putusnya Tali Rasa ini ia akan tertidur lelap, Orang yang tidur ada yang bermimpi dan ada juga yang tidak. Orang yang bermimpi disebabkan buah efek dari waktu mata jasmani ini terbuka dan secara otomatis merekam semua apa-apa yang dilihat karena banyaknya angan-angan atau khayalan yang tersimpan dan belum direstart dengan Mujahadah, maka terjadilah seorang yang bermimpi buruk, sedih, senang bukan bermimpi yang mengandung hikmah.
Contohnya Tustel film ketika diarahkan suatu benda atau objek dan disimpan difilm secara otomatis ia akan berpindah kedalam film, itulah angan-angan atau khyalan yang tertinggal di dalam Tali rasa karena tidak direstart dengan Mujahadah.
RASA
Rasa adalah anugerah Yang Maha Agung dari Guru Agung, beliaulah pemilik Rasa itu (Mursyid), Rasa yang mendorong manusia kedalam keadaan yang sesungguhnya dari tiada ke ada, dari sifat ADAM (tiada) kesifat Nur Muhammad (Mursyid), beliaulah (Mursyid) yang membolak balikan rasa ruhaniyah muridnya menuju nur muhammad yang hakiki.
ROHMAN ROHIMULLAH yg terpancar dalam pantulan guru kita tercinta, bersihkan wadah itu, untuk menerima limpahan yg Agung Istiqomah rasa dalam Mujahadah adalah kewajiban yg mengaku muridnya.
Karena didalam Istiqomah Rasa itulah mengandung kecintaan, yg disertai rasa kasih sayang yg mendalam dalam kehidupan yang fana ini, leburkanlah bersama para utusannya (Mursyid) menuju yang SATU yaitu keabadian yang hakiki.
Rasa ini membangkitkan kesadaran untuk lebur bersamanya kedalam lautan yg sangat luas tanpa tepi ,yang membersihkan segala kotoran yang menempel, Penyatuan jiwa dgn utusannya (mursyid) menuju keindahan yang maha indah.
Seorang Mursyid ingin semua muridnya begitu. Menuju Baldatun Thoyibatun wa Robbun Ghofur. Sehingga menjadi pelita yg besar dan menerangi dunia lahir dan dunia ruhani dari Masyrik sampai Maghrib ila yaumil qiyamah.
Semoga Allah menjaga diri kita seperti Allah menjaga para Guru-Guru kita, degan Kuasa/ Karsa-Nya… aamiin