27 Jumadil Awal 1434H
7 April 2013
09:03
7 April 2013
09:03
Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan yang dulu, yang sempat
kami jeda. Tulisan tentang MAUL HAYAT. Memang sengaja kami muat tulisan
yang lain dulu, dengan harapan bisa mudah untuk memahami bahasan yang
rumit ini. Jadi sebelum masuk ke bahasan MAUL HAYAT pahami dulu
benar-benar tentang TAUHID RUBUBIYYAH.
Disini menyampaikan dawuhnya Alloh Ta’ala dalam Al Qur-an surat Al-Anfal ayat 24.
***
HIDUP HAKEKAT ADALAH HIDUPNYA IMAN
Dan kita sebagai orang mukmin maka hidupnya haruslah berbeda dengan orang kafir yang hidupnya hanya hidup sandaran dan hidup shifatiyyah dan kita harus hidup diatasnya yakni hidup hakekat. Dan hidup hakekat itu ialah “Hayaatul Iman” : hidupnya iman. Dan iman itu ialah merupakan benang halus, benang sutera, tali penghubung antara hamba dengan Alloh. Bukannya ibadah itu tali penghubung tapi imanlah tali penghubung antara kita dengan Alloh Ta’ala. Adapun ibadah ialah hanya merawat iman, ibadah itu untuk memperkuat tali penghubung. Jadi tali penghubung itu bisa mati dan bisa hidup.
Ma-ul Hayat itu ada di dalam Dienul Islam. Makanya kita diperintah : “Udkhuluu Fissilmi Kaaffah”, silahkan masuk ke dalam Islam sebab disitu ada Ma-ul Hayat.
Untuk apa diperintah masuk Islam ?
Supaya hidupnya orang mukmin menjadi sebenar-benarnya hidup atau supaya menjadi hidup hakekat, bukan sekedar hidup-hidupan saja.
Di dalam agama Islam itulah adanya Ma-ul Hayat atau air hidup yang akan menghidupkan orang mukmin secara hakekat, artinya menghidupkan imannya orang mukmin, yang iman itu :
Bagi orang yang percaya / iman kepada Alloh Ta’ala, maka tidak membutuhkan dalil akan adanya Alloh, kalau membutuhkan dalil itu berarti masih ragu-ragu. Bagi orang yang memang ragu-ragu akan adanya Alloh Ta’ala dan tidak percaya maka ia mencari dalil : Manakah buktinya kalau Alloh itu ada ? Akan tetapi bagi orang yang percaya adanya Alloh, untuk apakah mencari dalil. Wong sudah percaya, jadi tidak memembutuhkan dalil atau bukti adanya Alloh sebab sudah percaya.
Dan kepercayaan itu adalah tali penghubung. Sebagai misal seumpamanya Si A sudah tidak percaya kepada sampeyan atau sampeyan tidak percaya lagi kepada si A, maka maka tali penghubung si A dengan sampeyan sudah putus, sudah tidak sambung karena sudah tidak percaya.
Kalau kita sudah bisa minum Ma-ul Hayat yang ada di dalam agama Islam, maka kita akan memperoleh :
Dalilnya dalam surat Al-Anfal ayat nomer 11 yang bunyinya :
Kalau air biasa, apakah bisa untuk mencuci ruhani, apakah bisa menjadikan hati kuat, menja-dikan tetap pendirian kita di dunia sampai akhirat?
Ini jelas bukan air-air biasa tapi maksudnya Ma-ul hayat. Ditambah lagi dalil dalam surat Jin yang bunyinya :
“LIMAA YUHYIIKUM” : UNTUK MENGHIDUPKAN KAMU
Orang beriman yang minmum Ma-ul Hayat, maka Ma-ul Hayat tersebut : “Limaa Yuhyiikum” yakni untuk menghidupkan kamu (orang mukmin), bukan hidup shifatiyyah tapi hidup hakekat. Kalau ruhani kita hidup, maka iman yang ada di dalam bumi yang merupakan benih fithrah akan menjadi iman yang hidup. Dan dari iman yang hidup maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan yang disebut amal sholeh.
Jadi amal sholeh tidak akan tumbuh dari orang yang imannya mati. Dan iman itu tidak akan hidup kalau ruhaninya tidak hidup. Dan ruhani tidak akan hidup kalau tidak minum Ma-ul Hayat. Jadi Ma-ul Hayat itu untuk menghidupkan iman.
Kalau kita minum Ma-ul Hayat maka :
Semoga manfaat
Disini menyampaikan dawuhnya Alloh Ta’ala dalam Al Qur-an surat Al-Anfal ayat 24.
YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUSTAJIIBUU LILLAAHI WALIRROSUULI IDZAA DA’AAKUM LIMAA YUHYIIKUM (Al-Anfal / 24).
“Yaa Ayyuhalladziina Aamanuu” : Wahai orang-orang yang beriman.
“Istajiibuu Lillaahi Walirrosuuli” : Sambutlah ajakan Alloh dan ajakan Rosululloh.
“Idzaa Da’aakum Limaa Yuhyiikum” : Ketika Alloh dan Rosululloh mengajak kamu untuk sesuatu yang dapat menghidupkan kamu.
Kalau dari segi hakekat kita itu masih mati. Meskipun Iman tapi masih mati juga. Sehingga HIDUP HAKEKAT ADALAH HIDUPNYA IMAN***
HIDUP HAKEKAT ADALAH HIDUPNYA IMAN
Dan kita sebagai orang mukmin maka hidupnya haruslah berbeda dengan orang kafir yang hidupnya hanya hidup sandaran dan hidup shifatiyyah dan kita harus hidup diatasnya yakni hidup hakekat. Dan hidup hakekat itu ialah “Hayaatul Iman” : hidupnya iman. Dan iman itu ialah merupakan benang halus, benang sutera, tali penghubung antara hamba dengan Alloh. Bukannya ibadah itu tali penghubung tapi imanlah tali penghubung antara kita dengan Alloh Ta’ala. Adapun ibadah ialah hanya merawat iman, ibadah itu untuk memperkuat tali penghubung. Jadi tali penghubung itu bisa mati dan bisa hidup.
***
LETAK MA-UL HAYAT
Lalu dimanakah letaknya Ma-ul Hayat itu ?Ma-ul Hayat itu ada di dalam Dienul Islam. Makanya kita diperintah : “Udkhuluu Fissilmi Kaaffah”, silahkan masuk ke dalam Islam sebab disitu ada Ma-ul Hayat.
YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUDKHULUU FISSILMI KAAFFAH.
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan.
Jadi sebelum kita masuk Islam, sudah disebut “Amanuu”, makanya dalam ayat diatas : “Yaa Ayyuhalladziina Aamanuu” : Wahai orang-orang yang beriman.Untuk apa diperintah masuk Islam ?
Supaya hidupnya orang mukmin menjadi sebenar-benarnya hidup atau supaya menjadi hidup hakekat, bukan sekedar hidup-hidupan saja.
Di dalam agama Islam itulah adanya Ma-ul Hayat atau air hidup yang akan menghidupkan orang mukmin secara hakekat, artinya menghidupkan imannya orang mukmin, yang iman itu :
- Bukan timbul dari dalil Al Qur-an.
- Bukan timbul dari dalil Hadits.
- Bukan timbul dari pendidikan kyai-kyai atau orang tua.
- Bukan timbul dari dalil alam.
Bagi orang yang percaya / iman kepada Alloh Ta’ala, maka tidak membutuhkan dalil akan adanya Alloh, kalau membutuhkan dalil itu berarti masih ragu-ragu. Bagi orang yang memang ragu-ragu akan adanya Alloh Ta’ala dan tidak percaya maka ia mencari dalil : Manakah buktinya kalau Alloh itu ada ? Akan tetapi bagi orang yang percaya adanya Alloh, untuk apakah mencari dalil. Wong sudah percaya, jadi tidak memembutuhkan dalil atau bukti adanya Alloh sebab sudah percaya.
Dan kepercayaan itu adalah tali penghubung. Sebagai misal seumpamanya Si A sudah tidak percaya kepada sampeyan atau sampeyan tidak percaya lagi kepada si A, maka maka tali penghubung si A dengan sampeyan sudah putus, sudah tidak sambung karena sudah tidak percaya.
MAKSUD MASUK ISLAM SECARA KESELURUHAN
Kita diperintah masuk ke dalam Islam tapi masuknya jangan sebagian saja tapi masuklah secara keseluruhan, artinya :- Pandangan hidup kita pandangan hidup Islam.
- Perkataan kita perkataan Islam.
- Perasaan kita perasaan Islam.
YANG KITA PEROLEH BILA MINUM MA-UL HAYAT
Lalu apakah yang kita peroleh kalau kita sudah bisa minum Ma-ul Hayat tersebut ?Kalau kita sudah bisa minum Ma-ul Hayat yang ada di dalam agama Islam, maka kita akan memperoleh :
- Kita akan bisa hidup secara hakekat.
- Ruhani kita bisa bersih dari sifat-sifat madzmumah dan najisnya sifat-sifat madzmumah.
- Ruhani kita akan bersih dari kotoran-kotoran syetan yang selama ini melekat di dalam ruhani kita.
- Ruhani kita akan menjadi ruhani yang kuat.
- Pendirian kita tidak akan berubah kapan saja dan dimana saja.
- Dan selanjutnya kita akan mengalami hidup yang sejuk, hidup yang damai, hidup yang berseri-seri, hidup yang aman. Dan tidak ada hidup yang paling baik seperti hidup dibawah naungan Al Qur-an.
Dalilnya dalam surat Al-Anfal ayat nomer 11 yang bunyinya :
WAYUNAZZILU ‘ALAIKUM MINASSAMAA-I MAA-AN
LIYUTHOHHIROKUM BIHI WAYUDZHIBA ‘ANKUM RIJZASYSYAITHOONI WALIYARBITHO
‘ALAA QULUUBUKIM WAYUTSABBITA BIHIL AQDAAM (Al-Anfal / 11).
Artinya : Alloh menurunkan kepada kamu
semua dari langit air untuk mencuci / membersihkan kamu semua dengan air
itu dan untuk membersihkan kamu dari kotoran-kotoran syetan dan
dengan air itu menjadi kuat hatimu / pendirianmu”.
Coba kita angan-angan !Kalau air biasa, apakah bisa untuk mencuci ruhani, apakah bisa menjadikan hati kuat, menja-dikan tetap pendirian kita di dunia sampai akhirat?
Ini jelas bukan air-air biasa tapi maksudnya Ma-ul hayat. Ditambah lagi dalil dalam surat Jin yang bunyinya :
WA ANLAWISTAQOOMUU ‘ALATHTHORIIQOTI LA ASQOINAAHUM MAA-AN GHODAQON (Jin / 16).
Artinya : Bila kamu tetap diatas thoriqoh, pasti Aku akan memberikan minuman air yang sejuk.
Jadi jelaslah bahwa yang dimaksud air di dua ayat diatas bukanlah
air-air biasa itu. Jadi kalau kita sudah bisa minum Ma-ul Hayat, maka:- Ma-ul Hayat tersebut akan menghidupkan iman kita, sehingga ruhani kita bukan menjadi hidup yang shifati saja tapi menjadi hidup haqiqi.
- Ruhani kita akan bersih dari sifat-sifat madzmumah.
- Kotoran-kotoran syetan yang selama ini melekat kepada diri kita menjadi bersih.
- Hati kita menjadi hati yang kuat.
- Pendirian kita tidak akan berubah dunia akhirat sampai kiyamatpun tidak akan bisa merubahnya.
- Ruhani kita akan mengalami hidup yang sejuk, hidup yang bahagia, yang abadi dibawah naungan Al Qur-an : “Dhilaalul Qur-an”.
“LIMAA YUHYIIKUM” : UNTUK MENGHIDUPKAN KAMU
Orang beriman yang minmum Ma-ul Hayat, maka Ma-ul Hayat tersebut : “Limaa Yuhyiikum” yakni untuk menghidupkan kamu (orang mukmin), bukan hidup shifatiyyah tapi hidup hakekat. Kalau ruhani kita hidup, maka iman yang ada di dalam bumi yang merupakan benih fithrah akan menjadi iman yang hidup. Dan dari iman yang hidup maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan yang disebut amal sholeh.
Jadi amal sholeh tidak akan tumbuh dari orang yang imannya mati. Dan iman itu tidak akan hidup kalau ruhaninya tidak hidup. Dan ruhani tidak akan hidup kalau tidak minum Ma-ul Hayat. Jadi Ma-ul Hayat itu untuk menghidupkan iman.
Kalau kita minum Ma-ul Hayat maka :
- Ruhani kita menjadi hidup.
- Perasaan kita menjadi hidup.
- Akal kita menjadi hidup.
- Rasa kemanusiaan kita menjadi hidup.
Semoga manfaat